Jumat, 13 September 2013

Balikan

obat rindu

Perempuan itu  buru-buru menyalakan kipas angin lalu menjatuhkan dirinya ke sofa, kaki nya lemas, wajahnya memerah karena tersengat matahari, Cuaca di luar memang panasnya keterlaluan membuat suasana gerah, bahkan hatinya pun ikut gerah, karena selama tiga jam mondar-mandir di perpustakaan kampus, menyusuri semua rak, tapi tak ia temukan buku referensi itu, sampai akhirnya menyerah dan kembali ke apartemen nya.
Sambil mengatur nafas, dia berbaring dan menatap langit-langit ruangan apartemennya itu. Hatinya terus berseru gelisah:  Dimana gua bisa dapetin buku itu? Kalo gini skripsi gua bakal molor lagi, hah!! Nanti kena omelan dosen lagi kalo gini..bĂȘte..bete.
Tet..tet…tet…
Bunyi bel itu membuatnya terbangun dari lamunannya. Dia menyeret kaki lemas nya dengan malas menghampiri daun pintu, membuka nya sedikit dan mengintip siapa yang ada di baliknya. Dia tersontak kaget seperti melihat hantu, lalu mematung, rahangnya mengeras tak membalas senyuman orang dibalik pintu itu.