Selasa, 27 Januari 2015

Summer is Here ... Part 3





Malam itu, Sophie segera mengenakan mantel tebalnya dan memakai sepatu bootsnya, dengan langkah lebar ia segera keluar gedung dan memberhentikan taxi yang lewat. Sesampainya di rumah sakit, aroma obat-obatan menguar dan membuat kepala Sophie sedikit pening. Ia terus menelusuri lorong dan mencari ruangan yang di beritahu Michael.

Summer is Here ... Part 2

Sophie menoleh kearah meja didekat jendela Cafe itu, Ada seorang laki-laki berambut pirang disana berbicara kepada seorang pelayan. Mendadak saja jantungnya jadi berdebar keras dan tangannya berkeringat.
Erich menoleh kearah Sophie yang sedang mengamati Michael lalu tersenyum samar lalu menggiring Sophie menghampiri Michael yang masih berkutat dengan menu makanan. Mendengar suara langkah mendekat, Michael mengangkat kepalanya lalu mata birunya langsung tertuju pada Sophie dan senyumnya pun langsung mengembang. Kilatan mata serta senyum maut membuat sekujur tubuh Sophie mematung.

Senin, 26 Januari 2015

Summer is Here .. Part 1





Tak, Tok, Tak Tok,

Sepatu boots Sophie beradu dengan lantai marmer yang dingin membeku. langkahnya sesekali terhenti, kala melihat lukisan-lukisan yang terpajang di galeri seni rupa di pusat kota. Galeri itu nampak sepi dan hanya tiga orang pengunjung yang masih didalam, termasuk Sophie. 

Senin, 19 Januari 2015

Reva and Jojo's Coffee Shop





Sebelum masuk, Reva mengamati kafe itu sejenak. Tertera tulisan besar warna merah di jendela kaca besar: Jojo Coffee Shop. Segalanya tampak usang. Bangunan ruko mungil berlantai dua itu benar-benar tak terawat, kusen-kusennya rapuh di makan rayap.
Reva memasuki KafĂ© itu dan bel pintu pun berdenting. Ruangan itu nampak kosong, hanya ada beberapa set meja dan kursi yang tertata rapi. Mata Reva mengamati langit-langit kafe itu, dengan beberapa lampu yang mengantung memancarkan cahaya seadanya. Dindingnya bercat putih dan hanya ada beberapa lukisan tua yang menempel, tak ada ornamen atau dekorasi yang berarti. 

Plester untuk Rama







Tak pernah aku merasakan rindu yang sederas ini, seperti air sungai yang mengalir menuju samudera. Namun aku hanya bisa berdo’a di temani alunan angin yang berbisik dan daun kering bergemerisik.
###
Dulu aku selalu tertarik dengan pria pintar dan kutu buku. Lalu dia, lelaki itu, menjadi suatu pengecualian. Aku pertama kali melihatnya di sebuah pertandingan basket antar sekolah. Diriku seolah tersihir dengan kelincahan dirinya saat men-drible bola, tatapan matanya yang tajam, senyum dibibirnya yang menawan, serta ayunan tangannya yang anggun ketika ia melemparkan bola basket ke ring.

Minggu, 18 Januari 2015

Sepotong Kenangan Jo






“Bagas! Pelan-pelan!” Protes Mister Jo.
Anak laki-laki itu bersemangat sekali mendorong kursi roda Mister Jo, saking semangatnya kursi rodanya hampir terjungkal.Karena di protes, Bagas langsung berhenti mendorongnya.
“Sorry Mister” ucap Bagas sambil nyengir.

Sahabat Tanpa Kata











Rambutnya yang hitam legam terurai dan berirama seiring dengan gerak tubuh lincahnya, gadis kecil itu sedari tadi mondar mandir seperti setrikaan, semua sudut rumah sudah ia telusuri, tapi ia tak menemukan apa yang dicari.